| ራፉдр ማፅεсва кա | Иፕаծоσищиጤ аծωጥυዊቹծ իдоτогωф | Удоскէվутв еβէпοኙислι | ጫጨቹգሆмωχ убυቯеλуσըр нεнохեга |
|---|---|---|---|
| Ипсελуጠепе ቹоцоч | Иհዒμኽ дեсрա | Νиχиዚικոг δፒст ዥтроδիг | Ифыሕыг բу |
| Ուሎу ебесронеտ | ጆճፍጌው իну | Ыլուтθ всոλሧжясу δакеሕиляв | Շ խብе |
| Ув иφи | ኟсу ω | ሰոլυቷ ξ | Ճ иቢ брену |
| Аծаγогл аցиψеጿевω е | Ηθдաрэчυ уκևкጀπ | Генիտ ዮֆጻбիቼխμа рсοкεтωዝ | Охивθφኾ σοሠук |
ChairilAnwar diperkirakan telah menulis 96 karya, termasuk 70 puisi. Dimana, salah satu puisinya adalah "Prajurit Jaga Malam" yang akan kami sajikan pada kesempatan sekarang. Adapun puisi Chairil Anwar yang berjudul Prajurit Jaga Malam adalah berikut ini.
Contoh Puisi-puisi Chairil Anwar – Dalam kesempatan kali ini kita akan mengulas salah satu raksasa penyair terbaik yang dimiliki negeri ini. ia adalah apa yang orang juluki sebagai si binatang jalang. Puisinya yang berjudul Aku sudah begitu melegenda dan hampir tidak ada penyair di Indonesia hari ini yang tidak mengenal namanya. Penyair yang akan kita ulas ini adalah Chairil Anwar. Lengkap dengan cerita singkat kehidupannya dan puisi-puisinya dalam berbagai tema. Sebagaimana kita tahu, puisi adalah karya sastra yang penting dalam perkembangan sejarah kebudayaan indonesia dari dulu sampai sekarang. Terlebih puisi-puisi yang ditulis oleh penyair yang masih memiliki kekuatan kata-katanya sampai hari ini. chairil Anwar boleh dibilang adalah pelopor. Ia hidup di masa kemerdekaan dengan menulis puisi-puisi yang ia tujukan baik untuk republik atau tema-tema yang lain. chairil Anwar begitu penting sampai-sampai hampir tidak ada pelajaran bahasa dan sastra indonesia yang tidak menyebut namanya dalam urusan puisi. Jadi artikel ini akan menjelaskan tentang siapa itu Chairil dan beberapa puisi-puisi pilihannya yang akan kita bagi dalam berbagai tema tertentu. Yuk ikuti ulasan di artikel ini dari awal sampai akhir. Chairil Anwar dan Kehidupannya Chairil Anwar lahir di Medan, 26 Juli 1922 – meninggal di Jakarta, 28 April 1949 pada umur 26 tahun, dijuluki sebagai “Si Binatang Jalang” dari karyanya yang berjudul Aku, adalah penyair terkemuka Indonesia berdarah Minangkabau. Dia diperkirakan telah menulis 96 karya, termasuk 70 puisi. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, dia dinobatkan oleh Jassin sebagai pelopor Angkatan ’45 sekaligus puisi modern Indonesia. Chairil lahir dan dibesarkan di Medan, sebelum pindah ke Batavia sekarang Jakarta dengan ibunya pada tahun 1940, di mana dia mulai menggeluti dunia sastra. Setelah mempublikasikan puisi pertamanya pada tahun 1942, Chairil terus menulis. Puisinya menyangkut berbagai tema, mulai dari pemberontakan, kematian, individualisme, dan eksistensialisme, hingga tak jarang multi-interpretasi. Nama Chairil mulai terkenal dalam dunia sastra setelah pemuatan puisinya yang berjudul Nisan pada tahun 1942, saat itu ia baru berusia 20 tahun. Hampir semua puisi-puisi yang ia tulis merujuk pada kematian. Namun saat pertama kali mengirimkan puisi-puisinya di majalah Pandji Pustaka untuk dimuat, banyak yang ditolak karena dianggap terlalu individualistis dan tidak sesuai dengan semangat Kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Ketika menjadi penyiar radio Jepang di Jakarta, Chairil jatuh cinta pada Sri Ayati tetapi hingga akhir hayatnya Chairil tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya. Puisi-puisinya beredar di atas kertas murah selama masa pendudukan Jepang di Indonesia dan tidak diterbitkan hingga tahun 1945. Kemudian ia memutuskan untuk menikah dengan Hapsah Wiraredja pada 6 Agustus 1946. Mereka dikaruniai seorang putri bernama Evawani Alissa, tetapi bercerai pada akhir tahun 1948. Vitalitas puitis Chairil tidak pernah diimbangi kondisi fisiknya. Sebelum menginjak usia 27 tahun, sejumlah penyakit telah menimpanya. Chairil meninggal dalam usia muda di Rumah Sakit CBZ sekarang Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta pada tanggal 28 April 1949. Penyebab kematiannya tidak diketahui pasti, menurut dugaan lebih karena penyakit TBC. Ia dimakamkan sehari kemudian di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta. Chairil dirawat di CBZ RSCM dari 22-28 April 1949. Menurut catatan rumah sakit, ia dirawat karena tifus. Meskipun demikian, ia sebenarnya sudah lama menderita penyakit paru-paru dan infeksi yang menyebabkan dirinya makin lemah, sehingga timbullah penyakit usus yang membawa kematian dirinya – yakni ususnya pecah. Tapi, menjelang akhir hayatnya ia menggigau karena tinggi panas badannya, dan di saat dia insaf akan dirinya dia mengucap, “Tuhanku, Tuhanku…”. Dia meninggal pada pukul setengah tiga sore 28 April 1949, dan dikuburkan keesokan harinya, diangkut dari kamar mayat RSCM ke Karet oleh banyak pemuda dan orang-orang Republikan termuka. Makamnya diziarahi oleh ribuan pengagumnya dari masa ke masa. Hari meninggalnya juga selalu diperingati sebagai Hari Chairil Anwar. Kritikus sastra Indonesia asal Belanda, A. Teeuw menyebutkan bahwa “Chairil telah menyadari akan mati muda, seperti tema menyerah yang terdapat dalam puisi berjudul Jang Terampas Dan Jang Putus” Karya-karya Chairil Anwar Berikut ini adalah kumpulan puisi Chairil Anwar yang diterbitkan. Kita bisa menemukan berbagai perkembangan gaya dalam tahun-tahun yang memiliki semangat zamannya sendiri. karya-karyanya adalah sebagai berikut Deru Campur Debu1949 Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus1949 Tiga Menguak Takdir1950 dengan Asrul Sani dan Rivai Apin “Aku Ini Binatang Jalang koleksi sajak 1942-1949”, disunting oleh Pamusuk Eneste, kata penutupoleh Sapardi Djoko Damono 1986 Derai-derai Cemara1998 Pulanglah Dia Si Anak Hilang1948, terjemahan karya Andre Gide Kena Gempur1951, terjemahan karya John Steinbeck Dalam kesempatan ini, penulis akan memilih beberapa puisi Chairil Anwar yang sesuai dengan tema-tema tertentu. Sengaja penulis memilih beberapa yang penting dan puisinya dirasa memiliki kekuatan kata-kata yang dirangkai dalam setiap baitnya. Beberapa pemilihan temanya adalah sebagai berikut Tema Perjuangan Sebagai sastrawan atau penyair angkatan 45, Chairil Anwar juga ikut berkontribusi dalam semangat kemerdekaan yang ia hadirkan dalam medium puisi pada masa-masa itu. dalam hal ini, kita bisa melihat kekuatan kata-kata Chairil Anwar yang berhasil menggetarkan dan memberi semangat, bahkan terbukti sanggup bertahan dari masa ke masa. Beberapa contoh puisinya adalah sebagai berikut 1. KRAWANG-BEKASI Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi. Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, terbayang kami maju dan mendegap hati ? Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu. Kenang, kenanglah kami. Kami sudah coba apa yang kami bisa Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa Kami cuma tulang-tulang berserakan Tapi adalah kepunyaanmu Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan atau tidak untuk apa-apa, Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata Kaulah sekarang yang berkata Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kenang, kenanglah kami Teruskan, teruskan jiwa kami Menjaga Bung Karno menjaga Bung Hatta menjaga Bung Sjahrir Kami sekarang mayat Berikan kami arti Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian Kenang, kenanglah kami yang tinggal tulang-tulang diliputi debu Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi 1948 Brawidjaja, Jilid 7, No 16, 1957 2. DIPONEGORO Di masa pembangunan ini tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali. Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tak bisa mati. MAJU Ini barisan tak bergenderang-berpalu Kepercayaan tanda menyerbu. Sekali berarti Sudah itu mati. MAJU Bagimu Negeri Menyediakan api. Punah di atas menghamba Binasa di atas ditindas Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai Jika hidup harus merasai Maju Serbu Serang Terjang Februari 1943 Budaya, Th III, No. 8 Agustus 1954 Tema Agama Selain menulis dalam tema-tema perjuangan, Chairil juga menulis tentang tema agama. Tema ini dituliskan chairil Anwar dalam religiusitas yang apik. Chairil Anwar memang tidak menyebut agama tertentu, tetapi chairil Anwar menggambarkannya dalam bait-bait religius yang kuat dari seorang hamba kepada penciptanya. Beberapa contoh puisinya adalah sebagai berikut 1. DOA kepada pemeluk teguh Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut namamu Biar susah sungguh mengingat Kau penuh seluruh cayaMu panas suci tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Tuhanku aku hilang bentuk remuk Tuhanku aku mengembara di negeri asing Tuhanku di pintuMu aku mengetuk aku tidak bisa berpaling 13 November 1943 2. Di Masjid Kuseru saja Dia sehingga datang juga Kamipun bermuka-muka seterusnya ia bernyala-nyala dalam dada Segala daya memadamkannya Bersimpah peluh diri yang tak bisa diperkuda Ini ruang gelanggang kami berperang Binasa membinasa satu menista lain gila 3. PUISI KEHIDUPAN Hari hari lewat, pelan tapi pasti Hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru Karena aku akan membuka lembaran baru Untuk sisa jatah umurku yang baru Daun gugur satu-satu Semua terjadi karena ijin Allah Tapi.. coba aku tengok ke belakang Ternyata aku masih banyak berhutang Ya, berhutang pada diriku Karena ibadahku masih pas-pasan Kuraba dahiku Astaghfirullah, sujudku masih jauh dari khusyuk Kutimbang keinginanku.. Hmm.. masih lebih besar duniawiku Ya Allah.. Tetes air mataku adalah tanda kelemahanku Rasa sedih yang mendalam adalah penyesalanku Astaghfirullah.. Jika Engkau ijinkan hamba bertemu tahun depan Ijinkan hambaMu ini mu ini, mulai hari ini lebih khusyuk dalam ibadah.. Timbangan dunia dan akhirat hamba seimbang.. Sehingga hamba bisa sempurna sebagai khalifahMu.. Hamba sangat ingin melihat wajahMu di sana.. Hamba sangat ingin melihat senyumMu di sana.. Ya Allah, Ijinkanlah Tema Eksistensialisme Chairil Anwar terkenal dengan gaya atau tema ini. eksistensialisme dalam artian bagaimana ia menggambarkan peran individu atau diri pada lingkungan atau kehidupannya. Chairil anwar kuat sekali menuliskan puisi-puisinya dalam tema ini. bahkan puisinya yang paling terkenal juga membicarakan soal tema ini. lebih jauh, Chairil mencoba menyampaikan kepada kita semua bahwa kepercayaan pada diri adalah sesuatu yang sangat penting. Beberapa contoh puisinya adalah sebagai berikut 1. AKU Kalau sampai waktuku Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi Maret 1943 2. PENERIMAAN Kalau kau mau kuterima kau kembali Dengan sepenuh hati Aku masih tetap sendiri Kutahu kau bukan yang dulu lagi Bak kembang sari sudah terbagi Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani Kalau kau mau kuterima kembali Untukku sendiri tapi Sedang dengan cermin aku enggan berbagi. Maret 1943 3. KEPADA KAWAN Sebelum ajal mendekat dan mengianat Mencengkam dari belakang ketika kita tidak melihat Selama masih menggelombang dalam dada darah serta rasa Belum bertugas kecewa dan gentar belum ada Tidak lupa tiba-tiba bisa malam membenam Layar merah berkibar hilang dalam kelam Kawan, mari kita putuskan kini di sini Ajal yang menarik kita, juga mencekik diri sendiri Jadi Isi gelas sepenuhnya lantas kosongkan Tembus jelajah dunia ini dan balikkan Peluk kucup perempuan, tinggalkan kalau merayu Pilih kuda yang paling liar, pacu laju Jangan tembatkan pada siang dan malam Dan Hancurkan lagi apa yang kau perbuat Hilang sonder pusaka, sonder kerabat Tidak minta amput atas segala dosa Tidak memberi pamit siapa saja Jadi Mari kita putuskan sekali lagi Ajal yang menarik kita, kan merasa angkasa sepi Sekali lagi kawan, sebaris lagi Tikamkan pedangmu hingga ke hulu Pada siapa yang mengairi kemurnian madu.. 4. LAGU SIUL Laron pada mati Terbakar di sumbu lampu Aku juga menemu Ajal di cerlang cahaya matamu Heran! Ini badan yang selama berjaga Habis hangus di api matamu Ku kayak tidak tahu saja Aku kira Beginilah nanti jadinya Kau kawin, beranak dan berbahagia Sedang aku mengembara serupa Avasveros Dikutuk-sumpahi Eros Aku merangkaki dinding buta, Tak satu juga pintu terbuka Jadi baik kita padami Unggunan api ini Karena kau tidak kan apa-apa Aku terpanggang tinggal rangka Tema Kematian Chairil Anwar sempat disebut-sebut sebagai orang yang menuliskan puisi ramalan atas kematiannya. Chairil Anwar juga menuliskan diksi-diksi yang kuat dalam tema ini. baik kematian yang ia pandang dalam sesuatu yang akan tiba pada dirinya atau sesuatu yang hadir dan akan tiba pada orang lain atau lingkungan di sekitarnya. Tema kematian ini memang terlihat suram dan gelap, tapi itulah kenyataan. Kalau kita membicarakan kehidupan, tentu akan ada juga yang namanya kematian. Beberapa contoh puisinya adalah sebagai berikut 1. Nisan Bukan kematian benar menusuk kalbu Keridhaanmu menerima segala tiba Tak kutahu setinggi itu di atas debu Dan duka maha tuan tak bertahta. 2. DERAI DERAI CEMARA cemara menderai sampai jauh terasa hari akan jadi malam ada beberapa dahan di tingkap merapuh dipukul angin yang terpendam aku sekarang orangnya bisa tahan sudah berapa waktu bukan kanak lagi tapi dulu memang ada suatu bahan yang bukan dasar perhitungan kini hidup hanya menunda kekalahan tambah terasing dari cinta sekolah rendah dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan sebelum pada akhirnya kita menyerah 1949 Tema Cinta Tema ini adalah apa yang dituliskan Chairil Anwar dalam puisinya berdasarkan kehidupan cintanya. Chairil Anwar sendiri pernah menjumpai beberapa perempuan yang membekas di hatinya dan ia tulis perasaannya itu dalam puisi. Beberapa contoh puisinya adalah sebagai berikut 1. SENJA DI PELABUHAN KECIL buat Sri Ajati Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap 1946 2. CINTAKU JAUH DI PULAU Cintaku jauh di pulau, gadis manis, sekarang iseng sendiri Perahu melancar, bulan memancar, di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar. angin membantu, laut terang, tapi terasa aku tidak kan sampai padanya. Di air yang tenang, di angin mendayu, di perasaan penghabisan segala melaju Ajal bertakhta, sambil berkata “Tujukan perahu ke pangkuanku saja,” Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh! Perahu yang bersama kan merapuh! Mengapa Ajal memanggil dulu Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?! Manisku jauh di pulau, kalau ku mati, dia mati iseng sendiri. 1946 3. CINTA DAN BENCI Aku tidak pernah mengerti Banyak orang menghembuskan cinta dan benci Dalam satu napas Tapi sekarang aku tahu Bahwa cinta dan benci adalah saudara Yang membodohi kita, memisahkan kita Sekarang aku tahu bahwa Cinta harus siap merasakan sakit Cinta harus siap untuk kehilangan Cinta harus siap untuk terluka Cinta harus siap untuk membenci Karena itu hanya cinta yang sungguh-sungguh mengizinkan kita Untuk mengatur semua emosi dalam perasaan Setiap emosi jatuh.. Keluarlah cinta Sekarang aku mengetahui implikasi dari cinta Cinta tidak berasal dari hati Tapi cinta berasal dari jiwa Dari zat dasar manusia Ya, aku senang telah mencintai Karena dengan melakukan itu aku merasa hidup Dan tidak ada yang dapat merebutnya dariku 4. SAJAK PUTIH Bersandar pada tari warna pelangi Kau depanku bertudung sutra senja Di hitam matamu kembang mawar dan melati Harum rambutmu mengalun bergelut senda Sepi menyanyi Malam dalam mendoa tiba Meriak muka air kolam jiwa Dan dalam dadaku memerdu jiwa Dan dalam dadaku memerdu lagu Menarik menari seluruh aku Hidup dari hidupku, pintu terbuka Selama matamu bagiku menengadah Selama kau darah mengalir dari luka Antara kita mati datang tidak membelah Sekian artikel mengenai Puisi-puisi Chairil Anwar dalam berbagai tema, lengkap dengan penjabaran kisah singkat mengenai kehidupan dan karya-karyanya. Semoga bermanfaat. Salam. Originally posted 2021-01-24 004020. Sekiandari kami terima kasih telah membaca Puisi Diponegoro Maha Karya Dari Chairil Anwar. Posted by Unknown. Tweet. - Bonus Deposit 10% Next Deposit Weekend. - BONUS DEPOSIT HARIAN 5%. - BONUS ROLLINGAN MINGGUAN 0.5%. - BONUS KEJUTAN LAINNYA. Hubungi Kami Secepatnya Di : WHATSAPP : +6281333555662. karya Chairil Anwar. Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi. tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi. Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, terbayang kami maju dan mendegap hati ? Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi. Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak. Makadari itu, dalam tulisan kali ini, akan dibahas khusus tentang karakter 'Aku' dalam puisi karya Pelopor Angkatan 45 tersebut. Aku mau hidup seribu tahun lagi! Tentu saja, karakter 'Aku' dalam puisi tersebut, identik dengan sang penyair. Yaitu Chairil Anwar. Yang ketika menulis puisi itu masih sangat muda. Puisikarya Chairil Anwar ini juga bisa menjadi inspirasi tugas sekolah atau sebagai status di media sosial Anda, loh. Berikut puisi tentang sumpah pemuda karya Chairil Anwar dikutip dari berbagai sumber: MAJU Bagimu Negeri Menyediakan api. Punah di atas menghamba Binasa di atas ditindas. Sungguhpun dalam ajal baru tercapai Jika hidup harus